Teman, sekaligus sahabat kecilku, telah meninggalkanku tadi malam.
Sungguh mengejutkan, ketika mamah telpon kemarin siang, diiringi suara pengumuman dari masjid, untuk mengabarkan kepergiannya. Aku shock, pasti. Seluruh badanku tegang, jiwa dan otakku keram. Seketika aku shalat dan berdoa, "Allah, Kau bercanda, kan?" namun hanya senyum yang kudapat.
Tatapan dan pikiranku kosong, rasanya ingin menangis, tapi tak bisa. Karna mungkin, ketika aku menangis, berarti aku mengakui kabar tersebut. Sampai di rumah, aku pun tetap biasa, bertanya sama mamah bagaimana bisa terjadi, sempat, aku memasak untuk lauk buka puasa, karna melihat dia kerepotan sekaligus kebingungan.
Azan Magrib pun terdengar, aku langsung ke mesjid. Aku masih biasa, walaupun, aku melihatnya di sana. Rakaat pertama pun dimulai, oleh guru ngajiku waktu kecil, guru favorit kami. Perasaan sesakpun menguat, mengisi seluruh ruang tubuhku. Perlahan mataku basah, hatiku sakit, kepalaku pusing. Dia benar sudah pergi.
Sekilas, teringat kembali masa-masa kami bersama dulu. Di mesjid yang sama, dipimpin oleh guru yang sama. Kami berdua adalah "anak kesayangan"nya, guruku bahkan memberi nama anaknya gabungan dari nama kami berdua. Waktu kecil, bisa dibilang kami saling melengkapi. Aku, seorang yang cerewet penuh ide, dan dia, seorang "pelaksana" dengan semangat tinggi. Dia, membaca puisi, aku mengiringinya dengan musik. Dia ahli sejarah, aku ahli matematika. Kami berdua adalah team yang hebat untuk membuat keonaran.
Dia selalu berperan sebagai kakak, mungkin karna dia lebih tua beberapa bulan dari aku, atau mungkin aku yang lebih lemah dan lebih polos. Layaknya seorang kakak, dia pelindung yang baik, mengarahkan dengan baik, membela dan membantu mengkomunikasikan maksud yang aku sendiri pun tidak tau bagaimana cara menyampaikannya ke orang lain.
Tidak ada guru yang lebih baik dalam mengajarkan percaya diri dan ketegaran selain dia. Kadang dia sedih, menangis, tetapi dia selalu bangkit, dan membuktikan ke dunia bahwa dia spesial. Dia selalu bilang padaku, "kita tuh ga aneh wet, kita cuman unik!"
Kami tumbuh bersama, walaupun setelah dewasa kami berpisah. Tapi, pernahkah kau mempunyai seseorang yang, walaupun berjarak sangat jauh, tetapi orang tersebut sangatlah dekat? Kau tak perlu basa basi lagi ketika bertemu kembali dgnnya. Hanya sedikit yang aku punya, salah satunya telah meninggalkanku kemarin.
Benar, Sahabatku telah pergi. Tapi dia selalu di dalam "sini". Kini, aku harus berdiri sendiri, tegak, dan utuh. Membagikan tawa dan senyumannya kepada sekitarku. Seperti waktu dulu. Mungkin dia akan kecewa melihatku beberapa tahun belakangan ini, tapi tidak untuk tahun-tahun mendatang. Her famous line:
"Hidup itu simple, ga perlu dibikin ribet!"
Dia selalu mendengungkan, "Mimpi itu harus dikejar wet, hidup cuma sebentar". Aku tersenyum, dia berhasil. mimpinya membuat puisi-puisi yang indah, mimpinya menjadi pemain teater yang hebat, mimpinya menjadi penulis, dan mimpinya menjadi wartawan.
Terima kasih Allah, telah memberikan dia dalam hidupku. Semuanya begitu cepat, pemakaman yang lancar dan sangat cepat, seakan akan waktu untuk bersedih sangatlah terbatas. Semuanya sesuai dengan karakternya yang tak suka ribet dan selalu tertawa.
Selamat jalan sahabat kecilku, selamat bertemu dengan ayahmu yang selalu kamu rindu. Doakan aku di sini, aku akan tetap berjuang dan menikmati hidup, sampai aku berada ditempatmu sekarang.
Love always,
wewet