It matters that the world knows
We must celebrate the gift of life
Everyday in some way
We must always remember to play after every storm
All children are truly blessed
With the innocent gifts of gentleness, trust and compassion
To guide the wisdom of the grown-ups
We all have a song in our heart that inspires us in good times and in hard times
If we take the time to listen
It matters, it matters, oh, it matters that the world knows
Our senses help discover the hidden and non-hidden
Enchantment in life, if we use them
We must carefully choose our words and wants
Or we could forever hurt others with these dangerous weapons
Strength and value of all things created
Must be measures by character and commitment
Rather than by might and by wealth
We must heed the lessons of everyday life
Through the celebration of children and heartsongs, senses and words
Or we could lose in our journey to the future
It matters
A person by my name and being existed
With a strong spirit and an eternal mindset
To become a peacemaker for all
By Sharing the things that really matter.
-Mattie J.T. Stepanek-
Thursday, May 31, 2012
- Starting a Brand New Day -
Ada suatu masa, di mana kamu telah selesai dalam masa-masa tertentu, dan siap memulai suatu kehidupan yang baru, seperti membaca cerita detektif, yang sudah selesai dalam satu kasus dan siap membuka lembaran baru untuk kasus selanjutnya. Aku sedang mengalami hal itu.
Pernah ga ketika melihat kebelakang, yang dulunya sangat penting, cenderung jadi melakukan hal-hal bodoh, tetapi waktu dipikirkan sekarang, mendadak semuanya menjadi konyol, Menertawakan diri sendiri kenapa bisa melakukan hal-hal seperti itu.
Tapi, seberapa konyolnya hal tersebut, semua adalah proses. Aku tidak akan menjadi diriku sekarang tanpa melalui hal2 konyol itu. Sekarang, I'm still the old nurieen, but a better one. Aku seseorang yg bebas dan cuek, tapi lebih berbudaya, lebih membumi, lebih memperhatikan perasaan orang lain. Aku sudah belajar banyak selama ini, menenggelamkan diri dengan hukum2 manusia dan semesta, hingga akhirnya dapat menerima diriku dan semesta di kehidupan ini.
Pada akhirnya, semua hanyalah kebiasaan dan niat untuk belajar. Untuk menjadi lebih baik hanya dibutuhkan niat belajar dan kebiasaan. Muhammad pernah bilang, waktu mengajarkan shalat, lakukanlah secara perlahan-lahan, subuh dulu, komitmen lakukan terus selama 7 hari tanpa bolong, shalat pada subuh hari, yang tadinya terpisah darimu, skarang jadi bagian kehidupanmu, begitulah selanjutnya.
Well, sebagai langkah awal aku akan hidup bersih. Aku tak suka bersih-bersih tapi aku tak suka tempat kotor, ketidakkonsistenan seorang aku, seorang manusia! hahahahahahaha... xD
Aku akan membiasakan untuk beres2 secara konsisten, sampai itu jadi kebiasaanku, dan jadi bagian dari diriku.
Aku sering merasa, hidup itu sangat membosankan. Skarang, aku punya solusinya, aku akan menemukan suatu kebiasaan baik, belajar melakukannya, lalu menjadikannya bagian dari diriku! Can't wait! ^_^
Guys, hidup itu sebentar, hiduplah secara bebas. Toh akhirnya kita semua akan mati, tapi sebelum mati, gunakan hidupmu dengan baik, gunakan hidupmu sebagaimana kamu harus menjalaninya, you know what I mean. Ga ada lagi mengasihani diri sendiri, mempersulit diri, alasan-alasan sebagai pembenaran, berhenti berlari dan ga ada lagi keegoisan diri, No more drama, I hate drama, so tiring.
Listen to your heart. Quite and listen to it. God is there.
Aku adalah aku. Aku bebas dari segala ikatan. Aku siap digunakan olehmu, semesta. Aku siap membuka lembaran yang entah tulisan apa yang ada di dalamnya. I'm yours. Let see what will happen to me. Just show me the way. Cheers! ^_^
Love,
nurieen
Pernah ga ketika melihat kebelakang, yang dulunya sangat penting, cenderung jadi melakukan hal-hal bodoh, tetapi waktu dipikirkan sekarang, mendadak semuanya menjadi konyol, Menertawakan diri sendiri kenapa bisa melakukan hal-hal seperti itu.
Tapi, seberapa konyolnya hal tersebut, semua adalah proses. Aku tidak akan menjadi diriku sekarang tanpa melalui hal2 konyol itu. Sekarang, I'm still the old nurieen, but a better one. Aku seseorang yg bebas dan cuek, tapi lebih berbudaya, lebih membumi, lebih memperhatikan perasaan orang lain. Aku sudah belajar banyak selama ini, menenggelamkan diri dengan hukum2 manusia dan semesta, hingga akhirnya dapat menerima diriku dan semesta di kehidupan ini.
Pada akhirnya, semua hanyalah kebiasaan dan niat untuk belajar. Untuk menjadi lebih baik hanya dibutuhkan niat belajar dan kebiasaan. Muhammad pernah bilang, waktu mengajarkan shalat, lakukanlah secara perlahan-lahan, subuh dulu, komitmen lakukan terus selama 7 hari tanpa bolong, shalat pada subuh hari, yang tadinya terpisah darimu, skarang jadi bagian kehidupanmu, begitulah selanjutnya.
Well, sebagai langkah awal aku akan hidup bersih. Aku tak suka bersih-bersih tapi aku tak suka tempat kotor, ketidakkonsistenan seorang aku, seorang manusia! hahahahahahaha... xD
Aku akan membiasakan untuk beres2 secara konsisten, sampai itu jadi kebiasaanku, dan jadi bagian dari diriku.
Aku sering merasa, hidup itu sangat membosankan. Skarang, aku punya solusinya, aku akan menemukan suatu kebiasaan baik, belajar melakukannya, lalu menjadikannya bagian dari diriku! Can't wait! ^_^
Guys, hidup itu sebentar, hiduplah secara bebas. Toh akhirnya kita semua akan mati, tapi sebelum mati, gunakan hidupmu dengan baik, gunakan hidupmu sebagaimana kamu harus menjalaninya, you know what I mean. Ga ada lagi mengasihani diri sendiri, mempersulit diri, alasan-alasan sebagai pembenaran, berhenti berlari dan ga ada lagi keegoisan diri, No more drama, I hate drama, so tiring.
Listen to your heart. Quite and listen to it. God is there.
Aku adalah aku. Aku bebas dari segala ikatan. Aku siap digunakan olehmu, semesta. Aku siap membuka lembaran yang entah tulisan apa yang ada di dalamnya. I'm yours. Let see what will happen to me. Just show me the way. Cheers! ^_^
Love,
nurieen
Tuesday, May 15, 2012
Betapa keluasan pengampunan-Nya
Menemukan artikel yang sangat bagus, mengajarkanku dan membuatku merenung:
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang dihadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab baduwi? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang baduwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab baduwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab baduwi itu.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya.
“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,“ jawab orang itu. “Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!”
Betapa sukanya orang Arab baduwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
Sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,37717-lang,id-c,hikmah-t,Tangisan+Rasulullah+Menggoncangkan+Arasy-.phpx
Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang dihadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”
Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:
“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab baduwi? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”
Mendengar kata-kata orang baduwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”
“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab baduwi itu pula.
Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.
“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:
“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.
Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:
“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab baduwi itu.
“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya.
“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,“ jawab orang itu. “Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“
Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:
“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!”
Betapa sukanya orang Arab baduwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.
Sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,37717-lang,id-c,hikmah-t,Tangisan+Rasulullah+Menggoncangkan+Arasy-.phpx
Subscribe to:
Posts (Atom)