Thursday, December 20, 2012

20.12.2012

Hari ini umurku 25 tahun, hari yang sempurna. Terima kasih Allah... ^_^

Love,

Nurieen

Tuesday, November 20, 2012

- How blessed I'am -

Dear Allah,

You are work in a misterious way. Thanks for tonight. You give me the best present I ever wanted.


Dear Universe,

I had made mistakes, I regret it. Please, be nice to me.


Dear all people that love me,

I have many problems, so do all people in this world. But, when you look at me, wishing happiness in my eyes, all of it becomes so small. Thank you for being here, beside me. I'm so blessed.

Good night, thanks for everything... ^_^

Love,

Nurieen

Monday, November 19, 2012

Dear Allah...

Dear Allah,

Selamat pagi!!! Terima kasih... ^_^

Love,

Nurieen

Friday, September 21, 2012

- Sore yang Indah -

Mungkin kalian sudah bosan mendengarnya, tapi yah, aku belum mengerti kehidupan ini. Tapi aku mengaggumi banyak hal. Beberapa diantaranya:

Gradasi sinar matahari pagi hari, indah sekali.
Suara angin yang merdu
Benda-benda sekelilingmu yang selalu tersenyum jujur, menemanimu, menguatkanmu
Tawa maupun tangisan bayi
Sorot mata orang tua yang memandang anaknya
Sorot mata seseorang yang jatuh cinta dan tulus setia saat memandang kekasihnya itu

Ah, enak sekali kalau setiap hari aku bisa melihat itu semua. Tanpa menyaksikan amarah, kebencian, kebohongan, egois. Aku rindu sekali kedamaian.

Tapi, ini adalah kehidupan. Sampai titik ini, aku bangga dengan diriku sendiri. Aku ga menyangka bisa bertahan di dunia yang sudah gila ini! LOL

Kuncinya cuma satu. Temukan semangatmu. Semangatku masih ada disekitarku, selama mereka ada, aku akan tetap ada di dunia ini.

Be Peaceful,
Nurieen

Thursday, August 30, 2012

Budaya, Membentuk atau Menguburkan Jati Diri?

Pertanyaan yang saat ini belum bisa aku jawab.

Contohnya, dulu, aku adalah anak yang super sensitif. Aku bisa merasakan segala hal, ya, segalanya. Dalam segi positif, aku bisa merasakan semua di alam semesta ini hidup, aku bisa berempati sekalipun dengan kucing jalanan yang sedang kehujanan di luar, seakan-akan aku bisa bicara dengannya. Bahkan, aku tidak tau ini positif atau negatif, tapi aku bisa merasakan kecemburuan dan kesedihan bantalku yang tergeletak di bangku seberang tempat tidur, kepada bantalku yang lain yang sedang aku gunakan. Detik itu juga aku mengambilnya, memeluknya, meminta maaf. Dalam segi negatif, aku akan sangat teramat kesal dan marah, jika sesuatu tidak sesuai dengan sistem seharusnya. Misalnya, perjanjiannya adalah aku mandi duluan daripada kakakku, tetapi dia berubah pikiran dan memilih mandi duluan. Biasanya aku akan sangat menggila, saat2 inilah keluargaku menyebutku dengan sebutan "error". Tapi dengan sikap keluargaku yang menganggapku aneh, dan dengan ayahku yang sangat tidak suka dengan anak yang cengeng, tidak sesuai dengan budaya keluarga ini yang kuat, maka aku menggadaikannya pelan-pelan. Aku beradaptasi. Aku menggadaikannya sampai hampir habis, sampai terlalu cuek dan tidak berperasaan. Tapi toh itu adalah karakterku, dan karakter tidak bisa dibunuh. Serapih apapun aku menyembunyikannya, terkadang itu tetap keluar. Aku hanya bisa menguburnya.

Seperti halnya anak laki-laki yang pantang menangis walaupun mereka ingin sekali menangis, anak-anak Indonesia yang takut mengungkapkan pendapat karena selalu dianggap sok tau, anak-anak pemimpi yang meninggalkan mimpinya karena berbenturan dengan realitas dunia.

Sampai suatu titik, jiwa mereka berontak. Bagus kalau mereka sadar dan kembali ke jati diri mereka yang seharusnya. Tidak perlu berubah atau menguburnya, tapi hanya perlu mengontrolnya, tau menempatkan diri. Lain halnya dengan mereka yang menjadi sangat pahit, labil, tidak tenang sepanjang hidupnya. Mereka terjebak dalam pertempuran antara dirinya dan budaya sekitar. Bahkan sampai balas dendam atau bunuh diri, setidaknya ingin segera hidupnya berakhir.

 Berapa banyak manusia yang sadar dan tau cara menyeimbangkan dan mengontrolnya?

Berapa banyak manusia yang menjadi pahit dan pendendam?

Apakah kebebasan itu sebenarnya memang tidak ada?

Haruskah budaya itu ada?

Haruskah setiap orang mengalami proses tersebut?

Mungkinkah, budaya tetap ada, tetapi orang sekitar mendukung dan mengajari bagaimana harus mengontrolnya, sehingga tidak perlu melalui proses panjang sampai mencapai titik itu?

Love,
nurieen

Wednesday, July 18, 2012

- Home -

Someone told me, more or less "If you already have a home, but you are want to buy another home so bad, then go for it. You'll never want to buy another home if you comfort enough with your old home."

Everyone has their own home, whether you choose it by yourself or inheritance from your parents. When you decide to buy a home, you think it carefully, consider many options, until you finally sure it makes you comfortable, buy it and very happy for having it.

But time goes on. Everything is not what you expected. You started to change it to make you feel comfortable. You can repainted, change its windows, its doors, but you can't do anything with its shape and  space. Then, you started to look another one. At first, you looking for a holiday. Spend some night in a perfect hotel or cottage, travel around the world, but, you realize that you miss your home and come back. Unfortunately, you back to your home with its problem. Now, you started to look another home, more big, more beautiful, more in everything. When you find one, you make every effort to buy it. You dream it every day. You work hard to gain some money and you come home late, you don't realize that your current home is actually begin leaking, brittle because termites and rusty. 


Meanwhile, the home itself is very happy to do everything to make you feel comfortable, even when it must feels suffered enough in the process of mounting spikes to attach your favorite painting, or dismantling to replace a new window and door. It also feels so greatful when you fix its broken ceilling. But one thing that it can't give is just more space, and another location that maybe close enough with your current office. 


When finally you can afford a new home, you leave your old one. Lucky, if it sold quickly and find a new occupant, but if it is not, it will wait patiently. Until, one day, someone will come, with a gratitude, strive to get his dream home, and finally buy it and live forever with it. Another possibility, that person never come, but it still waiting, until it is decay, collapse, and destroyed. And it still thankful for what it has already experienced. At least, it become a history, become a part of universe, become a part of the effort.


For me, it is almost impossible to move to a new home. Even there are many leaks, brittle and not so big, but if I still can fix it with all I have, all my effort, then it always still my only home, which always give me a comfort place to rest. I will always faithful with my home, until it is death, or dissapear.


Have a nice day, guys, have a really great one! ^_^

 Love,
nurieen

Friday, June 29, 2012

- Allah Telah Mengambil Kembali Orang Terbaiknya -

Semalam, salah satu wanita terbaikku, telah pergi.

Wa Nani, tanteku yang melankolis sempurna, diimbangi dengan phlegmatis yang kuat. Dia adalah wanita yang paling tabah dan sabar yang pernah aku kenal. Seumur hidupku, aku tidak pernah melihat dia marah.

Waktu kecil, dia senang sekali melihatku datang, karna dia ingin sekali punya anak perempuan. Aku selalu spesial untuknya. Spesial dari sepupu2ku yang lain. Ketika aku main dan nginap di rumahnya, dia sangat posesif. Aku dimandikan, dikasih makan bahkan tidur di kamarnya. Sementara sepupu yang lainnya tidur di kamar lain.

Tanteku yang sering aku tertawai oleh mamahku, karena dia sangat perfeksionis. Dia keras pada dirinya sendiri, tapi bertoleransi tinggi pada orang lain. Sebaliknya, baginya aku sangat lucu. Dia sering menertawaiku bagaimana caranya aku bertahan hanya mandi satu hari sekali, tidur lelap tanpa seprai, bahkan makan jajanan kotor di pinggir jalan dengan lahapnya.

Hidupnya sederhana, dan selalu memikirkan orang lain. Baginya, kebahagiaan orang lebih penting dari kemewahan. Nasehat semasa dia hidup, nasehat terakhir yang dia berikan padaku, ketika aku sangat depresi, "Kamu cantik, pintar, dan kuat. Semua orang sayang sama kamu. Jaga mamah, yah?"Aku akan selalu ingat itu.

Tadi pagi, untuk terakhir kali aku melihatnya. Ekspresi yang sangat ku kenal, tenang dan bahagia.  Aku menciumnya, membisikannya, "Aku akan jaga mamah."

Allah telah mengambil kembali orang terbaiknya.

Belakangan ini, perasaanku sangat tidak menentu, sedih sekali, sedih berkepanjangan, tanpa alasan yang jelas. Aku menyesal telah melampiaskannya kepada orang-orang terdekatku. Ini bukan aku.

Sampai sekarang, rasa sedih aneh itu masih ada. Tapi, mulai saat ini, aku berjanji, akan menumpahkan habis kesedihanku di tengah malam, di saat aku hanya seorang diri dengan Allah. Sehingga besok paginya, aku punya batrai yang cukup untuk memberikan energi positif kepada setiap orang.

Arti namaku adalah cahaya manusia, dan juga cahaya dari semua cahaya yang ada. Sudah saatnya kembali pada fitrahnya.

Selamat jalan Wa Nani, tanteku yang sangat baik. Doakanku di sini agar tetap sadar, agar menjadi orang yang baik sepertimu. Aku sayang Wa Nani.


Love,
nurieen





Thursday, May 31, 2012

About things that matter

It matters that the world knows
We must celebrate the gift of life
Everyday in some way
We must always remember to play after every storm

All children are truly blessed
With the innocent gifts of gentleness, trust and compassion
To guide the wisdom of the grown-ups
We all have a song in our heart that inspires us in good times and in hard times
If we take the time to listen

It matters, it matters, oh, it matters that the world knows

Our senses help discover the hidden and non-hidden
Enchantment in life, if we use them

We must carefully choose our words and wants
Or we could forever hurt others with these dangerous weapons
Strength and value of all things created
Must be measures by character and commitment
Rather than by might and by wealth

We must heed the lessons of everyday life
Through the celebration of children and heartsongs, senses and words
Or we could lose in our journey to the future

It matters

A person by my name and being existed
With a strong spirit and an eternal mindset
To become a peacemaker for all
By Sharing the things that really matter.

-Mattie J.T. Stepanek-

- Starting a Brand New Day -

Ada suatu masa, di mana kamu telah selesai dalam masa-masa tertentu, dan siap memulai suatu kehidupan yang baru, seperti membaca cerita detektif, yang sudah selesai dalam satu kasus dan siap membuka lembaran baru untuk kasus selanjutnya. Aku sedang mengalami hal itu.

Pernah ga ketika melihat kebelakang, yang dulunya sangat penting, cenderung jadi melakukan hal-hal bodoh, tetapi waktu dipikirkan sekarang, mendadak semuanya menjadi konyol, Menertawakan diri sendiri kenapa bisa melakukan hal-hal seperti itu.

Tapi, seberapa konyolnya hal tersebut, semua adalah proses. Aku tidak akan menjadi diriku sekarang tanpa melalui hal2 konyol itu. Sekarang, I'm still the old nurieen, but a better one. Aku seseorang yg bebas dan cuek, tapi lebih berbudaya, lebih membumi, lebih memperhatikan perasaan orang lain. Aku sudah belajar banyak selama ini, menenggelamkan diri dengan hukum2 manusia dan semesta, hingga akhirnya dapat menerima diriku dan semesta di kehidupan ini.

Pada akhirnya, semua hanyalah kebiasaan dan niat untuk belajar. Untuk menjadi lebih baik hanya dibutuhkan niat belajar dan kebiasaan. Muhammad pernah bilang, waktu mengajarkan shalat, lakukanlah secara perlahan-lahan, subuh dulu, komitmen lakukan terus selama 7 hari tanpa bolong, shalat pada subuh hari, yang tadinya terpisah darimu, skarang jadi bagian kehidupanmu, begitulah selanjutnya.

Well, sebagai langkah awal aku akan hidup bersih. Aku tak suka bersih-bersih tapi aku tak suka tempat kotor, ketidakkonsistenan seorang aku, seorang manusia! hahahahahahaha... xD
Aku akan membiasakan untuk beres2 secara konsisten, sampai itu jadi kebiasaanku, dan jadi bagian dari diriku.

Aku sering merasa, hidup itu sangat membosankan. Skarang, aku punya solusinya, aku akan menemukan suatu kebiasaan baik, belajar melakukannya, lalu menjadikannya bagian dari diriku! Can't wait! ^_^

Guys, hidup itu sebentar, hiduplah secara bebas. Toh akhirnya kita semua akan mati, tapi sebelum mati, gunakan hidupmu dengan baik, gunakan hidupmu sebagaimana kamu harus menjalaninya, you know what I mean. Ga ada lagi mengasihani diri sendiri, mempersulit diri, alasan-alasan sebagai pembenaran, berhenti berlari dan ga ada lagi keegoisan diri, No more drama, I hate drama, so tiring.

Listen to your heart. Quite and listen to it. God is there.

Aku adalah aku. Aku bebas dari segala ikatan. Aku siap digunakan olehmu, semesta. Aku siap membuka lembaran yang entah tulisan apa yang ada di dalamnya. I'm yours. Let see what will happen to me. Just show me the way. Cheers! ^_^

Love,
nurieen

Tuesday, May 15, 2012

Betapa keluasan pengampunan-Nya

 Menemukan artikel yang sangat bagus, mengajarkanku dan membuatku merenung:

Dikisahkan, bahwasanya di waktu Rasulullah s.a.w. sedang asyik bertawaf di Ka’bah, beliau mendengar seseorang dihadapannya bertawaf, sambil berzikir: “Ya Karim! Ya Karim!”

Rasulullah s.a.w. menirunya membaca “Ya Karim! Ya Karim!” Orang itu Ialu berhenti di salah satu sudut Ka’bah, dan berzikir lagi: “Ya Karim! Ya Karim!” Rasulullah s.a.w. yang berada di belakangnya mengikut zikirnya “Ya Karim! Ya Karim!” Merasa seperti diolok-olokkan, orang itu menoleh ke belakang dan terlihat olehnya seorang laki-laki yang gagah, lagi tampan yang belum pernah dikenalinya. Orang itu Ialu berkata:

“Wahai orang tampan! Apakah engkau memang sengaja memperolok-olokkanku, karena aku ini adalah orang Arab baduwi? Kalaulah bukan karena ketampananmu dan kegagahanmu, pasti engkau akan aku laporkan kepada kekasihku, Muhammad Rasulullah.”

Mendengar kata-kata orang baduwi itu, Rasulullah s.a.w. tersenyum, lalu bertanya: “Tidakkah engkau mengenali Nabimu, wahai orang Arab?” “Belum,” jawab orang itu. “Jadi bagaimana kau beriman kepadanya?”

“Saya percaya dengan mantap atas kenabiannya, sekalipun saya belum pernah melihatnya, dan membenarkan perutusannya, sekalipun saya belum pernah bertemu dengannya,” kata orang Arab baduwi itu pula.

Rasulullah s.a.w. pun berkata kepadanya: “Wahai orang Arab! Ketahuilah aku inilah Nabimu di dunia dan penolongmu nanti di akhirat!” Melihat Nabi dihadapannya, dia tercengang, seperti tidak percaya kepada dirinya.

“Tuan ini Nabi Muhammad?!” “Ya” jawab Nabi s.a.w. Dia segera tunduk untuk mencium kedua kaki Rasulullah s.a.w. Melihat hal itu, Rasulullah s.a.w. menarik tubuh orang Arab itu, seraya berkata kepadanya:

“Wahal orang Arab! janganlah berbuat serupa itu. Perbuatan seperti itu biasanya dilakukan oleh hamba sahaya kepada juragannya, Ketahuilah, Allah mengutusku bukan untuk menjadi seorang yang takabbur yang meminta dihormati, atau diagungkan, tetapi demi membawa berita.

Ketika itulah, Malaikat Jibril a.s. turun membawa berita dari langit dia berkata: “Ya Muhammad! Tuhan As-Salam mengucapkan salam kepadamu dan bersabda: “Katakanlah kepada orang Arab itu, agar dia tidak terpesona dengan belas kasih Allah. Ketahuilah bahwa Allah akan menghisabnya di hari Mahsyar nanti, akan menimbang semua amalannya, baik yang kecil maupun yang besar!” Setelah menyampaikan berita itu, Jibril kemudian pergi. Maka orang Arab itu pula berkata:

“Demi keagungan serta kemuliaan Tuhan, jika Tuhan akan membuat perhitungan atas amalan hamba, maka hamba pun akan membuat perhitungan dengannya!” kata orang Arab baduwi itu.

“Apakah yang akan engkau perhitungkan dengan Tuhan?” Rasulullah bertanya kepadanya.

“Jika Tuhan akan memperhitungkan dosa-dosa hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa kebesaran maghfirahnya,“ jawab orang itu. “Jika Dia memperhitungkan kemaksiatan hamba, maka hamba akan memperhitungkan betapa keluasan pengampunan-Nya. Jika Dia memperhitungkan kekikiran hamba, maka hamba akan memperhitungkan pula betapa kedermawanannya!“

Mendengar ucapan orang Arab badwi itu, maka Rasulullah s.a.w. pun menangis mengingatkan betapa benarnya kata-kata orang Arab badwi itu, air mata beliau meleleh membasahi Janggutnya. Lantaran itu Malaikat Jibril turun lagi seraya berkata:

“Ya Muhammad! Tuhan As-Salam menyampaikan salam kepadamu, dan bersabda: Berhentilah engkau dari menangis! Sesungguhnya karena tangismu, penjaga Arasy lupa dari bacaan tasbih dan tahmidnya, sehingga la bergoncang. Katakan kepada temanmu itu, bahwa Allah tidak akan menghisab dirinya, juga tidak akan memperhitungkan kemaksiatannya. Allah sudah rnengampuni semua kesalahannya dan la akan menjadi temanmu di syurga nanti!”

Betapa sukanya orang Arab baduwi itu, mendengar berita tersebut. la Ialu menangis karena tidak berdaya menahan keharuan dirinya.

Sumber: http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,51-id,37717-lang,id-c,hikmah-t,Tangisan+Rasulullah+Menggoncangkan+Arasy-.phpx

Monday, April 16, 2012

- Fanny Khairunnisa -

Teman, sekaligus sahabat kecilku, telah meninggalkanku tadi malam.

Sungguh mengejutkan, ketika mamah telpon kemarin siang, diiringi suara pengumuman dari masjid, untuk mengabarkan kepergiannya. Aku shock, pasti. Seluruh badanku tegang, jiwa dan otakku keram. Seketika aku shalat dan berdoa, "Allah, Kau bercanda, kan?" namun hanya senyum yang kudapat.

Tatapan dan pikiranku kosong, rasanya ingin menangis, tapi tak bisa. Karna mungkin, ketika aku menangis, berarti aku mengakui kabar tersebut. Sampai di rumah, aku pun tetap biasa, bertanya sama mamah bagaimana bisa terjadi, sempat, aku memasak untuk lauk buka puasa, karna melihat dia kerepotan sekaligus kebingungan.

Azan Magrib pun terdengar, aku langsung ke mesjid. Aku masih biasa, walaupun, aku melihatnya di sana. Rakaat pertama pun dimulai, oleh guru ngajiku waktu kecil, guru favorit kami. Perasaan sesakpun menguat, mengisi seluruh ruang tubuhku. Perlahan mataku basah, hatiku sakit, kepalaku pusing. Dia benar sudah pergi.

Sekilas, teringat kembali masa-masa kami bersama dulu. Di mesjid yang sama, dipimpin oleh guru yang sama. Kami berdua adalah "anak kesayangan"nya, guruku bahkan memberi nama anaknya gabungan dari nama kami berdua. Waktu kecil, bisa dibilang kami saling melengkapi. Aku, seorang yang cerewet penuh ide, dan dia, seorang "pelaksana" dengan semangat tinggi. Dia, membaca puisi, aku mengiringinya dengan musik. Dia ahli sejarah, aku ahli matematika. Kami berdua adalah team yang hebat untuk membuat keonaran.

Dia selalu berperan sebagai kakak, mungkin karna dia lebih tua beberapa bulan dari aku, atau mungkin aku yang lebih lemah dan lebih polos. Layaknya seorang kakak, dia pelindung yang baik, mengarahkan dengan baik, membela dan membantu mengkomunikasikan maksud yang aku sendiri pun tidak tau bagaimana cara menyampaikannya ke orang lain.

Tidak ada guru yang lebih baik dalam mengajarkan percaya diri dan ketegaran selain dia. Kadang dia sedih, menangis, tetapi dia selalu bangkit, dan membuktikan ke dunia bahwa dia spesial. Dia selalu bilang padaku, "kita tuh ga aneh wet, kita cuman unik!"

Kami tumbuh bersama, walaupun setelah dewasa kami berpisah. Tapi, pernahkah kau mempunyai seseorang yang, walaupun berjarak sangat jauh, tetapi orang tersebut sangatlah dekat? Kau tak perlu basa basi lagi ketika bertemu kembali dgnnya. Hanya sedikit yang aku punya, salah satunya telah meninggalkanku kemarin.

Benar, Sahabatku telah pergi. Tapi dia selalu di dalam "sini". Kini, aku harus berdiri sendiri, tegak, dan utuh. Membagikan tawa dan senyumannya kepada sekitarku. Seperti waktu dulu. Mungkin dia akan kecewa melihatku beberapa tahun belakangan ini, tapi tidak untuk tahun-tahun mendatang. Her famous line:

"Hidup itu simple, ga perlu dibikin ribet!"

Dia selalu mendengungkan, "Mimpi itu harus dikejar wet, hidup cuma sebentar". Aku tersenyum, dia berhasil. mimpinya membuat puisi-puisi yang indah, mimpinya menjadi pemain teater yang hebat, mimpinya menjadi penulis, dan mimpinya menjadi wartawan.

Terima kasih Allah, telah memberikan dia dalam hidupku. Semuanya begitu cepat, pemakaman yang lancar dan sangat cepat, seakan akan waktu untuk bersedih sangatlah terbatas. Semuanya sesuai dengan karakternya yang tak suka ribet dan selalu tertawa.

Selamat jalan sahabat kecilku, selamat bertemu dengan ayahmu yang selalu kamu rindu. Doakan aku di sini, aku akan tetap berjuang dan menikmati hidup, sampai aku berada ditempatmu sekarang.


Love always,


wewet

Saturday, January 14, 2012

Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang menciptakan...

اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ (“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan” (ayat 1)


خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ (“(Yang) menciptakan manusia dari segumpal darah”)


اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ( “Bacalah, dan tuhanmu itu adalah maha mulia” )


الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ (“Dia yang mengajarkan dengan kalam” )


عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ (“Mengajari manusia apa-apa yang dia tidak tahu” )


Yup, itulah ayat2 Al-Quran yang pertama kali turun. Selama ini, aku tidak menanggapi serius hal ini. Benar, "Baca" sudah diingatkan jutaan kali oleh siapapun yang mengetahui maknanya, orang tua, guru ngaji, bahkan setiap kunjungan ke rumah nenek, salah satu yang sering dia bahas dan nasehati adalah ayat diatas, "Bacalah atas nama Tuhanmu".

Aku suka membaca, tapi mungkin, hal2 seperti bermain, komputer dan bermusik telah mengalihkan perhatianku. Belakangan ini, entah kenapa, aku ingin sekali membaca. Mungkin karna dibuka oleh salah satu buku yang sekarang menjadi buku favoritku, "The Celestine Prophecy". Dalam membaca buku tersebut, aku menemukan kembali rasa aneh namun menyenangkan yang hanya didapat waktu membaca. Sepertinya sudah lama aku tidak membaca, lama skali. xp

Aku sadar, dan ayat tsb lebih bermakna buatku. Pastilah membaca itu penting, karna saran pertama yang dianjurkan oleh Allah adalah membaca. Dunia terlalu luas untuk dijelajahi sendiri, bahkan mungkin umur kita tak akan cukup untuk mengunjungi dan mempelajari seisi bumi ini, hanya bumi, belum semesta pastinya. Alternatif yg kuno, namun tidak ada yang lebih efektif, adalah membaca. Googling? tetap membaca juga, toh??! xp

Mengutip ayat pertama diatas "Bacalah, dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan." Mengapa tidak hanya "Baca" saja? tetapi harus dibarengi dengan "menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan"? Jika ditelaah lebih jauh, Saran tersebut lengkap adanya. Dengan kita menyebut dan mengingat Tuhan, maka kita akan membaca dengan hati. Hati yang dapat membedakan mana tulisan yang baik, mana tulisan yang buruk, dan hati juga dapat memberi penjelasan tentang tulisan-tulisan yang harus ditelusuri lebih dalam, sehingga menjadi lebih bermakna untuk kita. Bagaimanapun juga, harus diakui, bahkan Allah pun mengetahui, semua tulisan belum tentu baik untuk setiap individu. Makanya, Dia menambahkan kalimat tersebut setelah sarannya untuk membaca.


Membaca adalah cara termudah dan termurah untuk memahami seluruh alam semesta. Bacalah degan nama Tuhanmu yang menciptakan. Bacalah dengan bijaksana.


Selamat membaca kawan!!!



Love,

nurieen